Konsekuensi dari Kabinet Semi-Parlementer. Setelah menjadi bahan spekulasi selama berbulan-bulan, pada hari Senin, 7 Mei 2007, akhirnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan reshuffle kabinet yang kedua. Seperti dapat diduga, reshuffle ternyata tidak menyentuh tim ekonomi atau jajaran menteri yang terus mendapat sorotan kritik dari masyarakat. Sejak awal pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), tampak jelas bahwa sebenarnya presiden tersandera oleh sebuah sistem pembentukan kabinet yang bersifat semi-parlementer. Secara formal kabinet bersifat presidensial dan semestinya menjadi hak prerogatif presiden, tetapi dalam praktik penunjukan tokoh kabinet lebih dipengaruhi oleh kekuatan politik atau komposisi parlemen. Inilah sosok kabinet terbaik yang bisa diperoleh dari sistem gado-gado: presidensial bukan, parlementer juga bukan. Pertanyaan selanjutnya mengenai kinerja kabinet tentu tergantung kepada kepemimpinan presiden sendiri untuk masa 2,5 tahun yang akan datang."/>
Covid-19 tampaknya akan merupakan bencana berskala besar dan sekaligus ujian berat bagi perumus kebijakan publik dan solidaritas rakyat Indonesia. Kita berharap akal-sehat, kepedulian dan solidaritas akan membimbing bangsa melewati badai ini.
Mei 2023
Hari ini
Mg Sn Sls Rb Kms Jmt Sbt
30123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031123
45678910
 

Detail Artikel
8 Mei 2007; Konsekuensi dari Kabinet Semi-Parlementer
02 April 2007
Konsekuensi dari Kabinet Semi-Parlementer. Setelah menjadi bahan spekulasi selama berbulan-bulan, pada hari Senin, 7 Mei 2007, akhirnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan reshuffle kabinet yang kedua. Seperti dapat diduga, reshuffle ternyata tidak menyentuh tim ekonomi atau jajaran menteri yang terus mendapat sorotan kritik dari masyarakat. Sejak awal pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), tampak jelas bahwa sebenarnya presiden tersandera oleh sebuah sistem pembentukan kabinet yang bersifat semi-parlementer. Secara formal kabinet bersifat presidensial dan semestinya menjadi hak prerogatif presiden, tetapi dalam praktik penunjukan tokoh kabinet lebih dipengaruhi oleh kekuatan politik atau komposisi parlemen. Inilah sosok kabinet terbaik yang bisa diperoleh dari sistem gado-gado: presidensial bukan, parlementer juga bukan. Pertanyaan selanjutnya mengenai kinerja kabinet tentu tergantung kepada kepemimpinan presiden sendiri untuk masa 2,5 tahun yang akan datang.
 
 
 
   Copyright © 2020 Wahyudi Kumorotomo. All rights reserved.