Belakangan ini masyarakat semakin sulit mengikuti logika dari arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Proses perumusan kebijakan tampaknya memang tidak mungkin hanya bisa diikuti dari mekanisme formal seperti sidang kabinet terbatas, dengar-pendapat di DPR, atau forum-forum semacam itu. Inilah fenomena kebijakan “rolling door”. Kita bisa melihat ini dari proses penyelesaian masalah korban lumpur panas Sidoarjo yang sangat lamban, penggunaan perangkat lunak Windows ketika pemerintah tiba-tiba berbelok arah, dan sebagainya. Kepentingan publik seringkali terdesak oleh kepentingan pengusaha, oligarkhi elit politik, serta kepentingan-kepentingan sempit lainnya. Sebagai bagian dari proses pendewasaan dalam berdemokrasi, masyarakat tentunya harus lebih kritis dan waspada terhadap proses perumusan kebijakan publik seperti ini. Fenomena perumusan kebijakan rolling door memang bisa terjadi di negara-negara maju, apalagi di negara yang masih belajar berdemokrasi seperti Indonesia.

"/>
Presiden baru, Prabowo Subianto, sudah dilantik tgl 20 Oktober 2024 lalu. Banyak kritik terhadap kabinet yang terdiri dari 48 kementerian. Tetapi baiklah kita beri kesempatan Presiden untuk bekerja.
Desember 2024
Hari ini
Mg Sn Sls Rb Kms Jmt Sbt
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930311234
567891011
 

Detail Artikel
Kedaulatan Rakyat, 14 Maret 2007; Kebijakan “Rolling Door”
28 April 2007

By kumoro | April 28, 2007

 

Belakangan ini masyarakat semakin sulit mengikuti logika dari arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Proses perumusan kebijakan tampaknya memang tidak mungkin hanya bisa diikuti dari mekanisme formal seperti sidang kabinet terbatas, dengar-pendapat di DPR, atau forum-forum semacam itu. Inilah fenomena kebijakan “rolling door”. Kita bisa melihat ini dari proses penyelesaian masalah korban lumpur panas Sidoarjo yang sangat lamban, penggunaan perangkat lunak Windows ketika pemerintah tiba-tiba berbelok arah, dan sebagainya. Kepentingan publik seringkali terdesak oleh kepentingan pengusaha, oligarkhi elit politik, serta kepentingan-kepentingan sempit lainnya. Sebagai bagian dari proses pendewasaan dalam berdemokrasi, masyarakat tentunya harus lebih kritis dan waspada terhadap proses perumusan kebijakan publik seperti ini. Fenomena perumusan kebijakan rolling door memang bisa terjadi di negara-negara maju, apalagi di negara yang masih belajar berdemokrasi seperti Indonesia.

 
 
 
   Copyright © 2020 Wahyudi Kumorotomo. All rights reserved.